MAKASSAR – Warga perantau asal Mamasa yang berdomisili di Kota Makassar menggagas dengan membentuk wadah persatuan sebagai sarana komunikasi dan koordinasi antarwarga lewat Perhimpunan Masyarakat Mamasa (PMM).
Rencananya, deklarasi akan dilaksanakan di Gedung Balai Manunggal TNI, Sabtu (20/9).
Acara tersebut akan dihadiri Bupati Mamasa, sejumlah tokoh masyarakat, serta diaspora Mamasa dari berbagai daerah, termasuk Jakarta dan Bali.
Sekretaris Daerah (Sekda) Makassar Andi Zulkifly memberikan respons positif dengan kehadiran PMM di Kota Makassar. Sehingga, dirinya mengajak warga Mamasa bisa memberikan kontribusi dalam rangka membangun Kota Makassar.
“Kita Apresiasi adanya PMM ini. Jadi, warga Mamasa disini punya wadah menyampaikan segala hal melalui organisasi resmi,” tukas Sekda Zulkifly usai menerima rombongan PMM di Ruang Rapat Sekda Lantai 3 Kantor Balai Kota Makassar, Selasa (16/9).
Pada kesempatan itu, Ketua Umum PMM Dr Djonny Ferianto Sambokaraeng Pualillin, SpB,SubOnkologi(K) mengundang Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin untuk menghadiri deklarasi PMM.
“Insya Allah, undangan PMM akan kami sampaikan ke pak wali. Harapan kita, sekali lagi PMM ini bisa bersinergi mendukung program yang ada di pemerintah kota,” jelasnya.
Terpisah, Ketua Umum PMM Dr Djonny Ferianto Sambokaraeng Pualillin, SpB,SubOnkologi(K) menyampaikan komunitas Mamasa di Makassar tersebar dalam kelompok-kelompok kecil berbasis kampung, sehingga belum ada forum besar yang mampu menyatukan seluruh warga.
“Selama ini kami banyak wadah kecil, misalnya dari kampung A, kampung B, jumlahnya sekitar 30-an. Namun, belum ada ruang komunikasi yang lebih besar. Karena itu, kami bersepakat membentuk organisasi agar koordinasi lebih baik,” ujar Djonny.
Diketahui, jumlah warga Mamasa di Makassar diperkirakan mencapai 20 ribu orang, belum termasuk mahasiswa yang menempuh pendidikan.
Angka tersebut, kata Djonny menjadi dasar pentingnya pembentukan wadah persatuan agar sesama perantau dapat saling mengenal dan membantu, terutama ketika ada yang mengalami kesulitan.
Selain deklarasi, kegiatan awal organisasi ini adalah dialog dengan Bupati Mamasa untuk membahas peran diaspora dalam mendukung pembangunan daerah.
“Ujung-ujungnya bagaimana kita bisa bersama-sama meningkatkan pembangunan masyarakat di Mamasa melalui jejaring perantau di Makassar maupun daerah lain,” papar dokter ahli kanker tersebut.
Ke depan, wadah ini direncanakan tidak hanya bergerak di tingkat lokal Makassar, tetapi juga berkembang secara nasional.
Dengan jumlah warga Mamasa yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia, organisasi ini diharapkan mampu memperkuat jejaring dan kontribusi bagi daerah asal maupun tempat tinggal para perantau. (***)