MAKASSAR – Pengamat Ekonomi, Dr Darwis Lannai mengeluarkan analisanya terkait polemik dana cadangan Perumda Air Minum (PDAM) Makassar.
Darwis mengatakan penyimpanan dana cadangan PDAM senilai Rp14 miliar di bank merupakan bukti Ketidakmampuan direksi mengelola dana lebih produktif.
“Sebenarnya dana penyimpanan dana besar sampai Rp 14 miliar bukan merupakan prestasi yang harus diapresiasi tetapi itu merupakan ketidakmampuan direksi mengelola dana untuk menjadi lebih produktif,” katanya di Makassar, Rabu (11/6).
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar itu menambahkan PDAM sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan, yang menjadi konsen adalah bagaimana pelayanan penyediaan air tersedia dengan cukup untuk memenuhi kebutuhan.
“Maka perbaikan instalasi yang karatan dan bocor penambahan jaringan air yang cukup dan investasi pengembangan Perusda yang utama. Bukan menumpuk uang di bank,” katanya lagi.
Darwis juga menanggapi pernyataan mantan Dirut PDAM, Beni Iskandar yang cenderung mencari kesalahan direksi sebelumnya terkait dana cadangan.
Beni menegaskan di era kepemimpinan Hamzah Ahmad, tidak ada dana cadangan yang disimpan di bank karena perusahaan merugi.
Menurut Darwis, pernyataan tersebut sangat bertentangan dengan kondisi keuangan yang ada pada PDAM di masa itu. Ia mengatakan sesuai data laporan keuangan sejak 2016 hingga 2000, PDAM Makassar membukukan laba yang cukup signifikan sesuai hasil audit Kantor Akuntan Publik.
Pernyataan Beni tentang tiga tahun cuci piring yang dimuat di sejumlah media juga disayangkan Darwis. Sebagai pemerhati laporan keuangan ia mengaku prihatin karena PDAM memiliki pimpinan yang tidak paham dengan laporan
keuangan.
“Cuci Piring? Piring yang mana mereka Cuci? Dan Siapa Piring yang mereka cuci. Silahkan nilai sendiri pernyataan Beni. PDAM setiap tahun membayar
Pajak Badan itu menunjukkan bahwa perusahaan tersebut laba,” katanya lagi.
Terkait pernyataan Beni yang mengatakan bahwa pada bulan Maret-April menyetor Rp11 Miliar Deviden kepada pemerintah Kota Makassar, Darwis mengatakan jika beliau memiliki data historis maka pasti malu mengatakan itu.
Alasannya, PDAM Makassar pernah menyetor Deviden sebesar Rp 35 miliar dan Rp 76 miliar. (***)